Karena barang-barang yang sering dihubungi dalam kehidupan sehari-hari, seperti baterai litium di ponsel, baterai kering di remote control, baterai tombol di jam tangan elektronik, dll., sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita.Oleh karena itu, setelah baterai diproduksi harus dilakukan serangkaian pengujian sebelum sampai ke tangan konsumen untuk memastikan keamanan baterai dan mengurangi potensi bahaya keselamatan.
Metode deteksi keamanan baterai terutama dibagi menjadi lima kategori berikut.
Tes pemerasan: letakkan baterai yang terisi penuh pada permukaan yang rata, dan berikan tekanan pemerasan 13 ± 1kN untuk menekan baterai dengan silinder oli.Setelah tekanan pemerasan mencapai maksimum, hentikan pemerasan, dan baterai tidak akan menyala dan meledak.
Uji benturan: Setelah baterai terisi penuh, letakkan di atas pesawat, letakkan kolom baja dengan diameter 15,8 mm secara vertikal di tengah baterai, dan jatuhkan beban seberat 9,1 kg secara bebas dari ketinggian 610 mm ke kolom baja di atas baterai.Baterai tidak akan menyala atau meledak.
Tes overcharge: isi penuh baterai dengan 1C, dan lakukan tes overcharge sesuai dengan overcharge 3C 10V.Saat baterai diisi ulang, voltase naik ke voltase tertentu, yang stabil untuk jangka waktu tertentu.Ketika mendekati waktu tertentu, tegangan baterai naik dengan cepat.Ketika naik ke batas tertentu, tutup tinggi baterai dilepas, dan voltase turun menjadi 0V.Baterai tidak menyala atau meledak.
Tes hubung singkat: setelah baterai terisi penuh, gunakan kabel dengan resistansi tidak lebih dari 50m untuk menghubungkan kutub positif dan negatif baterai.Uji perubahan suhu permukaan baterai.Suhu maksimum permukaan baterai adalah 140 ℃.Tutup baterai dibuka, dan baterai tidak akan menyala atau meledak.
Tes akupunktur: letakkan baterai yang terisi penuh di atas pesawat, dan tusuk baterai secara radial dengan jarum baja.Uji baterai tanpa api atau ledakan.
Kontak Person: Ms. Kelly